Evaluasi 100 Hari Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional oleh BPJS Kesehatan

Animo masyarakat untuk menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang mengelola Jami-nan Kesehatan Nasional (JKN) terus bertambah, khususnya jumlah masyarakat pekerja nonformal atau Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) semakin meningkat. Di minggu pertama operasional JKN, jumlah pekerja nonformal sebanyak 14.217 orang, pada 4 April 2014 meningkat drastis men-jadi 1,5 juta lebih peserta.

Direktur Kepesertaan BPJS Kesehatan Sri Endang Tidarwati mengatakan tingginya antusiasme masyarakat ini karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya jaminan kesehatan semakin baik. Di samping semakin luasnya sosialisasi yang dilakukan BPJS Kesehatan dan pemerintah.

Selain pekerja nonformal, kepesertaan BPJS Kesehatan juga terdiri dari Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari APBN sebanyak 86,4 juta, PBI dari APBD sekitar 4,6 juta, eks Askes Sosial 11,3 juta, eks Jamsostek sekitar 8,4 juta, TNI/Polri, veteran, perintis kemerdekaan, penerima pensiun pemerintah, dan penerima pensiun swasta. Total seluruhnya per 4 April 2014 mencapai 119,4 juta jiwa.

“Karena kepesertaan wajib, BPJS Kesehatan menargetkan semua penduduk Indonesia yang berjumlah 257,5 juta dapat terdaftar paling lambat 1 Januari 2019. Dengan tingkat kepuasan mencapai 85 persen,” kata Endang di sela-sela konferensi pers tentang evaluasi 100 hari pelaksanaan pro gram JKN oleh BPJS Kesehatan, Kamis (10/4).lalu

Hingga minggu pertama April 2014, BPJS Kesehatan mencatat iuran peserta yang terkumpul mencapai sekitar Rp 9 triliun. Dana terbesar berasal dari Penerima Bantuan Iuran (PBI) sebesar Rp 4,9 triliun, disusul yang lainnya, antara lain dari peserta pengalihan, seperti iuran wajib PNS, TNI/Pol-ri, penerima pensiun, pekerja formal atau badan usaha, pekerja bukan penerima upah atau nonformal, dan Jamkesda.

Direktur Kepesertaan BPJS Kesehatan, Sri Endang Tidarwati menjelaskan untuk biaya pelayanan rumah sakit bulan Januari dan Februari yang tagihannya diajukan ke BPJS Kesehatan seluruhnya sudah dibayarkan, baik itu pembayaran penuh maupun dalam bentuk uang muka. Untuk biaya layanan di rumah sakit sejak Januari sampai Februari, BPJS Kesehatan telah mengeluarkan total Rp 1,1 triliun. (Sidik nusantara)