Dibutuhkan gerakan bersama di kalangan aktifis anti korupsi untuk menghadapi kasus korupsi yang demikian massif dan kronis saat ini, jelas Direktur Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Indonesia, Syamsuddin Alimsyah Karena itu kebersamaan dalam melawan dan melakukan advokasi sangat penting agar gerakannya lebih efektif. ‘’Tipologi korupsi sekarang semakin luas, caranyapun semakin canggih. Celakanya ancaman bagi para penggiat juga semakin kuat, sehingga perlu segera melakukan konsolidasi pula,’’ ujar Syamsuddin kepada Republika.co,id Jumat (4/12).
Inilah salah satu tujuan digelarnya Kemah Akbar Aktifis Anti Korupsi yang akan digelar pada 11 hingga 18 Desember mendatan di Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Syamsuddin mengatakan gerakan bersama yang dimaksud, bukan sekadar mengkonsolidasikan para aktifis anti korupsi. Namun juga lebih banyak melibatkan berbagai pihak termasuk masyarakat sipil, media dan perguruan tinggi. “Kita juga ingin di kalangan mahasiswa, bisa terkonsolidasi membentuk forum mahasiswa anti korupsi," uajrnya.
Kemah anti korupsi yang digagas Kopel ini melibatkan perwakilan dari jaringan klinik Anti Korupsi dari berbagai Perguruan Tinggi se-Indonesia. Juga berbagai NGO anti korupsi baik lokal dan nasional, para dosen dari berbagai perguruan tinggi yang selama ini aktif dalam kegiatan anti-korupsi. Begitu juga jaringan media, lembaga donor yang konsen terhadap isu anti korupsi, serta unsur parlemen grup yang terdiri dari kelompok tani dan nelayan. (rep)