Ritual adat Seblang Bakungan sukses digelar, Minggu malam (12/4) upacara adat ini untuk pertama kalinya masuk dalam agenda Banyuwangi Festival 2014. Ritual ini bahkan tak hanya mengundang ketertarikan masya-rakat lokal Banyuwangi, namun juga warga dari luar Banyuwangi, beberapa wisatawan asing dan diliput oleh media-media nasional.
Bupati Anas menyatakan apresiasinya atas budaya seblang yang hingga kini terus terjaga kelestariannya. “Seblang Bakungan ini merupakan salah satu cikal bakal budaya masyarakat Banyuwangi saat ini. Kami sengaja memasukkannya dalam agenda Banyuwangi Festival 2014 agar masyarakat bangga dengan budayanya,”beber Bupati Anas.
Lanjut baca !
Lanjut baca !
Di Banyuwangi, Seblang dapat ditemui di dua desa, yaitu Desa Olehsari dan Desa Bakungan. Sebelum upacara dimulai, terlebih dahulu warga Bakungan berziarah ke makam leluhur desa, Buyut Fitri.Ritual seblang dimulai seusai maghrib.
Ritual ini diawali dengan parade oncor (obor) yang dibawa berkeliling desa (ider bumi). Uniknya, pada saat ider bumi dilakukan, listrik di desa tersebut dalam keadaan padam total. Penerangan hanya berasal dari obor di depan rumah warga dan obor yang dibawa berkeliling desa.
Ritual ini diawali dengan parade oncor (obor) yang dibawa berkeliling desa (ider bumi). Uniknya, pada saat ider bumi dilakukan, listrik di desa tersebut dalam keadaan padam total. Penerangan hanya berasal dari obor di depan rumah warga dan obor yang dibawa berkeliling desa.
Seblang Bakungan ditarikan oleh seorang wanita tua yang sudah memasuki masa menopause. Setelah dibacakan mantra dan doa, wanita tua itu langsung tidak sadarkan diri dan menari dalam keadaan kesurupan, selama gending dinyanyikan. Gending-gending yang dikumandangkan untuk mengiringi penari seblang itu ada 13 gending, diantaranya Seblang Lukinto, Podo Nonton, Ugo-ugo dan Kembang Gading.